KIAT SUKSES
BISNIS DI INTERNET
Richardus Eko
Indrajit

Semarak
bisnis
di
dunia
maya
(cyber
space)
dalam
berbagai
bentuk
telah
menggejala
di
tanah
air belakangan ini. Berbagai berita mengenai berdirinya
perusahaan-perusahaan “dot.com” menghiasi hampir seluruh media massa berorientasi
bisnis dan teknologi. Terlepas dari apakah fenomena yang berkembang merupakan
trend bisnis di masa depan atau sekedar latah belaka, adalah fakta bahwa jumlah
perusahaan yang
menawarkan
produk
dan
jasanya
di
dunia
maya
semakin
berkembang
secara
sangat
cepat
dan
signifikan.
Uniknya,
persentasi
perusahaan
yang
dapat
dikatakan
berhasil
dalam
mengembangkan
bisnis
modern ini teramat sangat kecil dibandingkan
dengan jumlah total pelaku bisnis yang ada. Fenomena bisnis
di dunia maya dapat dikatakan sebagai “easy
come, easy go”, dalam arti kata bahwa sangat mudah untuk
terjun
ke
dalam
bentuk
bisnis
ini,
namun
dengan
besarnya
tantangan
yang
ada,
sangat
mudah
pula
bagi sebuah perusahaan untuk gulung tikar.
Ada beberapa hal penting yang menyebabkan terjadinya hal tersebut
(Indrajit, 2000).

1.
Difficult to maintain
competitive advantage
2. Compete with a
great number of players
3. Operate within a free market environment
4. Work with other business partners
5. Require good competencies and skills
Pertama, sangat
sulit untuk mempertahankan keunggulan
kompetitif (competitive advantage)
di dalam model bisnis ini.
Diferensiasi produk atau pelayanan yang ditawarkan melalui media internet,
dapat dengan mudah ditiru oleh para pesaing dalam tempo yang sangat cepat,
yaitu dalam hitungan hari. Hal ini terjadi karena pada dasarnya bisnis berbasis internet
berangkat dari ide-ide unik yang diimplementasikan secara teknis. Perkembangan perangkat
lunak dan perangkat
keras yang sedemikan
cepat telah mempermudah siapa
saja yang berminat
untuk mengimplementasikan ide-ide bajakan
tadi secara mudah
dan cepat. Ditambah
pula belum adanya
hukum di dunia
maya (cyber law)
yang efektif dan
disepakati secara internasional telah
membuat mudahnya para
pemain untuk meniru
ide-ide kreatif perusahaan
lain tanpa harus takut dituntut
dan dihukum.
Kedua, sekali memutuskan untuk
bergabung dengan komunitas digital, maka pada saat itu pula perusahaan harus siap
untuk berkompetisi dengan
berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus pemain
lama dan baru
dari seluruh dunia yang menawarkan produk atau jasa sejenis. Mengingat
bahwa situs yang ada akan diakses oleh seluruh pelanggan di dunia, maka
perusahaan harus beroperasi penuh selama 24 jam sehari, dan 7 hari seminggu. Tidak ada kata istirahat untuk
melayani pelanggan dan menawarkan produk-produk atau jasa - jasa baru, karena
sedikit saja kelalaian terjadi, calon pelanggan akan pindah ke perusahaan lain.
Tentu saja strategi bisnis yang tepat harus diterapkan untuk menunjang model
bisnis yang ada.
Ketiga, berlakunya konsep pasar bebas
(free market) yang mendekati sistem persaingan sempurna (perfect competition) menyebabkan
sangat mudahnya seorang
pelanggan untuk pindah
dari satu perusahaan
ke perusahaan yang lain
sejauh produk atau
jasa yang ditawarkan
lebih murah, lebih
baik, dan lebih
cepat (cheaper, better, faster).
Tentu saja situs
yang didukung oleh
investasi keuangan yang
kuat memiliki keunggulan untuk
mempergunakan teknologi yang
tercanggih (state-of-the-art technology)
dan merekrut sumber daya manusia
yang handal. Dengan kata lain, walaupun pada mulanya biaya untuk memulai bisnis
di internet relatif kecil,
namun pada akhirnya
akan sulit bagi
sebuah perusahaan untuk dapat bertahan dalam jangka waktu
cukup lama tanpa adanya dukungan biaya besar.
Keempat, untuk
dapat sukses menjalankan model
bisnis yang ada,
perusahaan harus bekerja
dengan berbagai institusi lain
sebagai rekanan (strategic
partner). Semangat “collaboration to
compete” harus menjadi dasar
dalam bisnis ini
mengingat sangat sulit
untuk dapat menjalankan proses
usaha tanpa dukungan dari
rekanan bisnis seperti vendor teknologi, content partners, merchants, dan
lain-lain. Dengan kata lain, pemilihan rekanan yang tepat merupakan salah satu
kunci keberhasilan usaha di dunia maya.
Kelima, kompetensi sumber daya manusia
merupakan kunci keberhasilan utama membangun perusahaan berbasis internet.
Statistik memperlihatkan bahwa
hampir semua situs-situs besar
berhasil menjadi perusahaan sukses
berkat tangan dingin
manajemen dalam mengelola sumber
daya perusahaan, yang didukung oleh
keahlian para staf
operasional. Yang menjadi
masalah di sini
adalah tingginya rasio perpindahan (turn
over ratio) para
praktisi teknologi informasi
(programmer, system analysts,
network specialist, dsb.) dari satu perusahaan ke perusahaan lain dengan
alasan yang beragam, mulai dari inisiatif pribadi sampai
dengan tawaran gaji
yang lebih tinggi.
Dengan kata lain,
harus dicari jalan
keluar agar loyalitas manajemen
dan staf dapat terbentuk sehingga kemungkinan mereka untuk “dibajak” perusahaan
lain menjadi kecil. Sistem penggajian dan pembagian keuntungan merupakan kunci
penyelesaian tantangan ini.
Kelima hal
tersebut di atas memperlihatkan bahwa bisnis di dunia maya tidak sekedar
berarti melakukan penjualan produk atau jasa melalui media internet, namun
lebih dari pada itu. Dibutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap
sejumlah paradigma baru
yang berlaku di
arena e-conomy. Kesimpulannya, untuk dapat berhasil menjadi pemain besar di
dunia maya, perusahaan yang bersangkutan harus tampil “all out”, anti “status
quo”, kreatif, dan gesit beradaptasi dengan setiap perubahan. Artinya,
pemain-pemain baru dari generasi mudalah yang menjadi tulang punggung bisnis
ini di Indonesia.