Jumat, 14 Juni 2013

KIAT SUKSES BISNIS DI DUNIA MAYA


KIAT SUKSES BISNIS DI INTERNET
Richardus Eko Indrajit
http://www.pemasarinternet.com/wp-content/uploads/2010/03/bisnis-internet.jpg
Semarak      bisnis   di  dunia   maya     (cyber   space)   dalam  berbagai      bentuk    telah  menggejala      di  tanah   air belakangan ini. Berbagai berita mengenai berdirinya perusahaan-perusahaan “dot.com” menghiasi hampir seluruh media massa berorientasi bisnis dan teknologi. Terlepas dari apakah fenomena yang berkembang merupakan trend bisnis di masa depan atau sekedar latah belaka, adalah fakta bahwa jumlah perusahaan yang     menawarkan      produk    dan   jasanya    di  dunia   maya    semakin    berkembang       secara   sangat   cepat   dan  signifikan.   Uniknya,   persentasi   perusahaan   yang   dapat   dikatakan   berhasil   dalam   mengembangkan   bisnis  modern ini teramat sangat kecil dibandingkan dengan jumlah total pelaku bisnis yang ada. Fenomena bisnis  di dunia maya dapat dikatakan sebagai “easy come, easy go”, dalam arti kata bahwa sangat mudah untuk  terjun   ke   dalam   bentuk   bisnis   ini,   namun   dengan   besarnya   tantangan   yang   ada,   sangat   mudah   pula   bagi sebuah perusahaan untuk gulung tikar. Ada beberapa hal penting yang menyebabkan terjadinya hal tersebut  (Indrajit, 2000).
http://asianbrainhippo.com/wp-content/uploads/2012/11/Kehancuran-Bisnis-Internet-di-tahun-2013.jpg1.  Difficult to maintain competitive advantage
2. Compete with a great number of players
3. Operate within a free market environment
4. Work with other business partners
5. Require good competencies and skills
                  



Pertama,   sangat   sulit   untuk   mempertahankan   keunggulan   kompetitif   (competitive   advantage)   di   dalam model bisnis ini. Diferensiasi produk atau pelayanan yang ditawarkan melalui media internet, dapat dengan mudah ditiru oleh para pesaing dalam tempo yang sangat cepat, yaitu dalam hitungan hari. Hal ini terjadi  karena pada dasarnya bisnis berbasis internet berangkat dari ide-ide unik yang diimplementasikan secara teknis.   Perkembangan   perangkat   lunak   dan   perangkat   keras   yang   sedemikan   cepat   telah   mempermudah  siapa    saja  yang    berminat    untuk   mengimplementasikan          ide-ide  bajakan    tadi  secara   mudah     dan   cepat.  Ditambah       pula  belum    adanya    hukum     di  dunia   maya    (cyber   law)   yang    efektif  dan   disepakati   secara internasional   telah   membuat   mudahnya   para   pemain   untuk   meniru   ide-ide   kreatif   perusahaan   lain   tanpa harus takut dituntut dan dihukum.
Kedua, sekali memutuskan untuk bergabung dengan komunitas digital, maka pada saat itu pula perusahaan harus   siap   untuk   berkompetisi   dengan   berpuluh-puluh   bahkan   beratus-ratus   pemain   lama   dan   baru   dari seluruh dunia yang menawarkan produk atau jasa sejenis. Mengingat bahwa situs yang ada akan diakses oleh seluruh pelanggan di dunia, maka perusahaan harus beroperasi penuh selama 24 jam sehari, dan 7 hari  seminggu. Tidak ada kata istirahat untuk melayani pelanggan dan menawarkan produk-produk atau jasa - jasa baru, karena sedikit saja kelalaian terjadi, calon pelanggan akan pindah ke perusahaan lain. Tentu saja strategi bisnis yang tepat harus diterapkan untuk menunjang model bisnis yang ada.
Ketiga, berlakunya konsep pasar bebas (free market) yang mendekati sistem persaingan sempurna (perfect competition)   menyebabkan   sangat   mudahnya   seorang   pelanggan   untuk   pindah   dari   satu   perusahaan   ke perusahaan   yang   lain   sejauh   produk   atau   jasa   yang   ditawarkan   lebih   murah,   lebih   baik,   dan   lebih   cepat (cheaper,   better,   faster).   Tentu   saja   situs   yang   didukung   oleh   investasi   keuangan   yang   kuat   memiliki keunggulan   untuk   mempergunakan   teknologi   yang   tercanggih   (state-of-the-art   technology)   dan   merekrut sumber daya manusia yang handal. Dengan kata lain, walaupun pada mulanya biaya untuk memulai bisnis di internet   relatif   kecil,   namun   pada   akhirnya   akan   sulit   bagi   sebuah   perusahaan   untuk dapat bertahan dalam jangka waktu cukup lama tanpa adanya dukungan biaya besar.
Keempat,      untuk    dapat   sukses    menjalankan      model    bisnis   yang   ada,   perusahaan     harus    bekerja   dengan berbagai   institusi   lain   sebagai   rekanan   (strategic   partner).   Semangat   “collaboration   to   compete”   harus menjadi      dasar   dalam    bisnis  ini  mengingat      sangat   sulit  untuk    dapat   menjalankan      proses    usaha   tanpa dukungan dari rekanan bisnis seperti vendor teknologi, content partners, merchants, dan lain-lain. Dengan kata lain, pemilihan rekanan yang tepat merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha di dunia maya.
Kelima, kompetensi sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan utama membangun perusahaan berbasis     internet.   Statistik   memperlihatkan        bahwa    hampir     semua     situs-situs   besar   berhasil    menjadi perusahaan      sukses    berkat   tangan    dingin   manajemen      dalam     mengelola     sumber     daya   perusahaan,     yang didukung      oleh   keahlian    para   staf  operasional.     Yang    menjadi    masalah     di  sini  adalah    tingginya    rasio perpindahan   (turn   over   ratio)   para   praktisi   teknologi   informasi   (programmer,   system   analysts,   network specialist, dsb.) dari satu perusahaan ke perusahaan lain dengan alasan yang beragam, mulai dari inisiatif pribadi   sampai   dengan   tawaran   gaji   yang   lebih   tinggi.   Dengan   kata   lain,   harus   dicari   jalan   keluar   agar loyalitas manajemen dan staf dapat terbentuk sehingga kemungkinan mereka untuk “dibajak” perusahaan lain menjadi kecil. Sistem penggajian dan pembagian keuntungan merupakan kunci penyelesaian tantangan ini.
Kelima hal tersebut di atas memperlihatkan bahwa bisnis di dunia maya tidak sekedar berarti melakukan penjualan produk atau jasa melalui media internet, namun lebih dari pada itu. Dibutuhkan pemahaman yang mendalam   terhadap   sejumlah   paradigma   baru   yang   berlaku   di   arena   e-conomy.   Kesimpulannya,   untuk dapat berhasil menjadi pemain besar di dunia maya, perusahaan yang bersangkutan harus tampil “all out”, anti “status quo”, kreatif, dan gesit beradaptasi dengan setiap perubahan. Artinya, pemain-pemain baru dari generasi mudalah yang menjadi tulang punggung bisnis ini di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar