KIAT SUKSES
BISNIS DI INTERNET
Richardus Eko
Indrajit
2. Compete with a
great number of players
3. Operate within a free market environment
4. Work with other business partners
5. Require good competencies and skills
Pertama, sangat sulit untuk mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) di dalam model bisnis ini. Diferensiasi produk atau pelayanan yang ditawarkan melalui media internet, dapat dengan mudah ditiru oleh para pesaing dalam tempo yang sangat cepat, yaitu dalam hitungan hari. Hal ini terjadi karena pada dasarnya bisnis berbasis internet berangkat dari ide-ide unik yang diimplementasikan secara teknis. Perkembangan perangkat lunak dan perangkat keras yang sedemikan cepat telah mempermudah siapa saja yang berminat untuk mengimplementasikan ide-ide bajakan tadi secara mudah dan cepat. Ditambah pula belum adanya hukum di dunia maya (cyber law) yang efektif dan disepakati secara internasional telah membuat mudahnya para pemain untuk meniru ide-ide kreatif perusahaan lain tanpa harus takut dituntut dan dihukum.
Kedua, sekali memutuskan untuk
bergabung dengan komunitas digital, maka pada saat itu pula perusahaan harus siap
untuk berkompetisi dengan
berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus pemain
lama dan baru
dari seluruh dunia yang menawarkan produk atau jasa sejenis. Mengingat
bahwa situs yang ada akan diakses oleh seluruh pelanggan di dunia, maka
perusahaan harus beroperasi penuh selama 24 jam sehari, dan 7 hari seminggu. Tidak ada kata istirahat untuk
melayani pelanggan dan menawarkan produk-produk atau jasa - jasa baru, karena
sedikit saja kelalaian terjadi, calon pelanggan akan pindah ke perusahaan lain.
Tentu saja strategi bisnis yang tepat harus diterapkan untuk menunjang model
bisnis yang ada.
Ketiga, berlakunya konsep pasar bebas
(free market) yang mendekati sistem persaingan sempurna (perfect competition) menyebabkan
sangat mudahnya seorang
pelanggan untuk pindah
dari satu perusahaan
ke perusahaan yang lain
sejauh produk atau
jasa yang ditawarkan
lebih murah, lebih
baik, dan lebih
cepat (cheaper, better, faster).
Tentu saja situs
yang didukung oleh
investasi keuangan yang
kuat memiliki keunggulan untuk
mempergunakan teknologi yang
tercanggih (state-of-the-art technology)
dan merekrut sumber daya manusia
yang handal. Dengan kata lain, walaupun pada mulanya biaya untuk memulai bisnis
di internet relatif kecil,
namun pada akhirnya
akan sulit bagi
sebuah perusahaan untuk dapat bertahan dalam jangka waktu
cukup lama tanpa adanya dukungan biaya besar.
Keempat, untuk
dapat sukses menjalankan model
bisnis yang ada,
perusahaan harus bekerja
dengan berbagai institusi lain
sebagai rekanan (strategic
partner). Semangat “collaboration to
compete” harus menjadi dasar
dalam bisnis ini
mengingat sangat sulit
untuk dapat menjalankan proses
usaha tanpa dukungan dari
rekanan bisnis seperti vendor teknologi, content partners, merchants, dan
lain-lain. Dengan kata lain, pemilihan rekanan yang tepat merupakan salah satu
kunci keberhasilan usaha di dunia maya.
Kelima, kompetensi sumber daya manusia
merupakan kunci keberhasilan utama membangun perusahaan berbasis internet.
Statistik memperlihatkan bahwa
hampir semua situs-situs besar
berhasil menjadi perusahaan sukses
berkat tangan dingin
manajemen dalam mengelola sumber
daya perusahaan, yang didukung oleh
keahlian para staf
operasional. Yang menjadi
masalah di sini
adalah tingginya rasio perpindahan (turn
over ratio) para
praktisi teknologi informasi
(programmer, system analysts,
network specialist, dsb.) dari satu perusahaan ke perusahaan lain dengan
alasan yang beragam, mulai dari inisiatif pribadi sampai
dengan tawaran gaji
yang lebih tinggi.
Dengan kata lain,
harus dicari jalan
keluar agar loyalitas manajemen
dan staf dapat terbentuk sehingga kemungkinan mereka untuk “dibajak” perusahaan
lain menjadi kecil. Sistem penggajian dan pembagian keuntungan merupakan kunci
penyelesaian tantangan ini.
Kelima hal
tersebut di atas memperlihatkan bahwa bisnis di dunia maya tidak sekedar
berarti melakukan penjualan produk atau jasa melalui media internet, namun
lebih dari pada itu. Dibutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap
sejumlah paradigma baru
yang berlaku di
arena e-conomy. Kesimpulannya, untuk dapat berhasil menjadi pemain besar di
dunia maya, perusahaan yang bersangkutan harus tampil “all out”, anti “status
quo”, kreatif, dan gesit beradaptasi dengan setiap perubahan. Artinya,
pemain-pemain baru dari generasi mudalah yang menjadi tulang punggung bisnis
ini di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar